Apa itu
“Storyboard”? Ini dia penjelasannya…
Pengertian dan Fungsi Storyboard - Storyboard adalah sketsa gambar yang
disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat
menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita
dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji,
sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.
Salah satu tahapan penting dalam produksi
film adalah membuat storyboard, setelah sutradara dan pengarah fotografi
membahas sebuah adegan mereka kemudian bertemu dengan artis storyboard
untuk menterjemahkan gagasan mereka dalam gambar. Disitu terbentuklah
rancangan-rancangan shooting, dan ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas
atau ada kendala-kendala dalam pengambilan gambar nantinya segera dapat
dilakukan revisi.
Dengan mengacu pada rencana shooting dalam
storyboard para pemain dan krue dapat mengerjakan tugas mereka masing-masing
dengan cepat dan tepat. Storyboard secara gamblang memberikan tata letak
visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera.
Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu
menyusun scene yang berbeda- beda menjadi sesuai dengan skenario
dengan lebih mudah dan cepat.
Fungsi
Storyboard
- Menggambarkan
sketsa cerita sebuah film/animasi berdasarkan garis besar seperti awal
tengah akhir.
- Memudahkan
saat membuat film.
- Merupakan
perencanaan dalam membuat film (kalau dalam bangunan bisa disebut desain
bangunan)
Membuat Storyboard
Salah satu keuntungan menggunakan Storyboard adalah
dapat membuat pengguna untuk mengalami perubahan dalam alur cerita untuk memicu
reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam. Kilas balik, secara cepat menjadi
hasil dari pengaturan Storyboard secara kronologis untuk membangun rasa
penasaran dan ketertarikan.
Seorang pembuat Storyboard harus mampu menceritakan
sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai
film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan
editing. Mereka harus mampu untuk bekerja secara sendiri atau dalam sebuah
bagian tiam. Mereka harus mampu menerima arahan dan juga bersiap membuat
perubahan terhadap hasil kerja mereka.
Untuk proyek tertentu, pembuat Storyboard memerlukan ketrampilan menggambar
yang bagus dan kemampuan beradaptasi terhadap gaya yang bermacam. Mereka
harus mampu untuk mengikuti desain yang telah dikeluarkan dan menghasilkan
kerja konsisten, yang digambar pada model.
Sebelum membuat Storyboard,
disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu dalam bentuk
rincian naskah yang kemudian akan dituangkan detail grafik dan visual untuk
mempertegas dan memperjelas tema. Batasan produksi terakhir akan dijelaskan
supaya sesuai dengan jenis produksi yang ditentukan, misalnya Storyboard akan
digunakan untuk film, iklan, kartun ataupun video lain.
Untuk mempermudah membuat proyek,
maka harus dibuat sebuah rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline
dijabarkan dengan membuat point-point pekerjaan yang berfungsi membantu untuk
mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun
supaya pekerjaan dapat berjalan.
Dengan menggunakan outline saja
sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam
berbagai model proyek video, seperti iklan televisi, company profile, sinetron,
drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal
yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting,
sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya.
Penggunaan Storyboard jelas akan
mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya. Format apapun yang
dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar,
halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran
grafik, jika perlu.
3. Teks asli, jika ditampilkan
pada halaman atau layar.
4. Warna, ukuran dan tipe font
jika ada teks.
5. Narasi jika ada.
6. Animasi jika ada.
7. Video, jika ada.
8. Audio, jika ada.
9. Interaksi dengan penonton, jika
ada.
10. Dan hal-hal yang perlu
diketahui oleh staf produksi.
Daftar cek Storyboard :
•Harus ada Storyboard untuk tiap halaman,
layar atau frame.
•Tiap Storyboard harus diberi nomor.
•Setiap detail yang berhubungan (warna,
grafik, suara, tulisan, interativitas, visual dicantumkan).
•Setiap teks atau narasi dimasukkan dan
diperiksa sesuai dengan nomor Storyboard yang
•Setiap anggota produksi harus mempunyai
salinan atau akses yang mudah ke Storyboard.
Jangan beranggapan bahwa
Storyboard itu hal yang susah, bahkan point-point saja asalkan bisa memberi
desain besar bagaimana materi diajarkan sudah lebih dari cukup. Cara membuatnya
juga cukup dengan software pengolah kata maupun spreadsheet yang kita kuasai,
tidak perlu muluk-muluk menggunakan aplikasi pembuat Storyboard professional.
Beberapa alasan mengapa
menggunakan Storyboard:
1. Storyboard harus
dibuat sebelum tim membuat animasi.
2. Storyboard
digunakan untuk mengingatkan animator.
3. Storyboard
dibuat untuk memudahkan membaca cerita.
Komponen –
komponen penyusun storyboard yang harus ada pada template adalah berikut:
1
Bagian Judul: Berisi tentang Judul, Episode, Scene, dan Halaman
2 Bagian Sub
Judul: Berisi tentang
Penjelasan Take shot, Panel, Squence, Lokasi, dan Setting Waktu
3 Bagian Visual: Berisi tentang
Gambaran adegan dengan menyisipkan visual atau foto, grafis, dll. Anda juga dapat
mencakup teks yang akan ditampilkan di layar, atau Anda dapat membuat bagian lain untuk teks.
4 Bagian Audio: berisi tentang uraian audio yang akan melengkapi berupa nama dari file musik atau rekaman, dan atau efek suara (SFX) yang akan bermain di layar
masing-masing.
5 Bagian Dialog/Action: berisi detil action
dan pergerakan kamera (framing, angle) serta dialog adegan (jika ada).
6 Bagian
Properties: berisi tentang
penjelasan artistic, property, wardrobe, dan Timing/ durasi.
Apa itu “Storyboard”? Ini dia penjelasannya…
Pengertian dan Fungsi Storyboard - Storyboard adalah sketsa gambar yang
disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat
menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita
dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji,
sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.
Salah satu tahapan penting dalam produksi
film adalah membuat storyboard, setelah sutradara dan pengarah fotografi
membahas sebuah adegan mereka kemudian bertemu dengan artis storyboard
untuk menterjemahkan gagasan mereka dalam gambar. Disitu terbentuklah
rancangan-rancangan shooting, dan ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas
atau ada kendala-kendala dalam pengambilan gambar nantinya segera dapat
dilakukan revisi.
Dengan mengacu pada rencana shooting dalam
storyboard para pemain dan krue dapat mengerjakan tugas mereka masing-masing
dengan cepat dan tepat. Storyboard secara gamblang memberikan tata letak
visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera.
Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu
menyusun scene yang berbeda- beda menjadi sesuai dengan skenario
dengan lebih mudah dan cepat.
Fungsi
Storyboard
- Menggambarkan
sketsa cerita sebuah film/animasi berdasarkan garis besar seperti awal
tengah akhir.
- Memudahkan
saat membuat film.
- Merupakan
perencanaan dalam membuat film (kalau dalam bangunan bisa disebut desain
bangunan)
Membuat Storyboard
Salah satu keuntungan menggunakan Storyboard adalah
dapat membuat pengguna untuk mengalami perubahan dalam alur cerita untuk memicu
reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam. Kilas balik, secara cepat menjadi
hasil dari pengaturan Storyboard secara kronologis untuk membangun rasa
penasaran dan ketertarikan.
Seorang pembuat Storyboard harus mampu menceritakan
sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai
film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan
editing. Mereka harus mampu untuk bekerja secara sendiri atau dalam sebuah
bagian tiam. Mereka harus mampu menerima arahan dan juga bersiap membuat
perubahan terhadap hasil kerja mereka.
Untuk proyek tertentu, pembuat Storyboard memerlukan ketrampilan menggambar
yang bagus dan kemampuan beradaptasi terhadap gaya yang bermacam. Mereka
harus mampu untuk mengikuti desain yang telah dikeluarkan dan menghasilkan
kerja konsisten, yang digambar pada model.
Sebelum membuat Storyboard,
disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu dalam bentuk
rincian naskah yang kemudian akan dituangkan detail grafik dan visual untuk
mempertegas dan memperjelas tema. Batasan produksi terakhir akan dijelaskan
supaya sesuai dengan jenis produksi yang ditentukan, misalnya Storyboard akan
digunakan untuk film, iklan, kartun ataupun video lain.
Untuk mempermudah membuat proyek,
maka harus dibuat sebuah rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline
dijabarkan dengan membuat point-point pekerjaan yang berfungsi membantu untuk
mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun
supaya pekerjaan dapat berjalan.
Dengan menggunakan outline saja
sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam
berbagai model proyek video, seperti iklan televisi, company profile, sinetron,
drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal
yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting,
sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya.
Penggunaan Storyboard jelas akan
mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya. Format apapun yang
dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar,
halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran
grafik, jika perlu.
3. Teks asli, jika ditampilkan
pada halaman atau layar.
4. Warna, ukuran dan tipe font
jika ada teks.
5. Narasi jika ada.
6. Animasi jika ada.
7. Video, jika ada.
8. Audio, jika ada.
9. Interaksi dengan penonton, jika
ada.
10. Dan hal-hal yang perlu
diketahui oleh staf produksi.
Daftar cek Storyboard :
•Harus ada Storyboard untuk tiap halaman,
layar atau frame.
•Tiap Storyboard harus diberi nomor.
•Setiap detail yang berhubungan (warna,
grafik, suara, tulisan, interativitas, visual dicantumkan).
•Setiap teks atau narasi dimasukkan dan
diperiksa sesuai dengan nomor Storyboard yang
•Setiap anggota produksi harus mempunyai
salinan atau akses yang mudah ke Storyboard.
Jangan beranggapan bahwa
Storyboard itu hal yang susah, bahkan point-point saja asalkan bisa memberi
desain besar bagaimana materi diajarkan sudah lebih dari cukup. Cara membuatnya
juga cukup dengan software pengolah kata maupun spreadsheet yang kita kuasai,
tidak perlu muluk-muluk menggunakan aplikasi pembuat Storyboard professional.
Beberapa alasan mengapa
menggunakan Storyboard:
1. Storyboard harus
dibuat sebelum tim membuat animasi.
2. Storyboard
digunakan untuk mengingatkan animator.
3. Storyboard
dibuat untuk memudahkan membaca cerita.
Komponen –
komponen penyusun storyboard yang harus ada pada template adalah berikut:
1
Bagian Judul: Berisi tentang Judul, Episode, Scene, dan Halaman
2 Bagian Sub
Judul: Berisi tentang
Penjelasan Take shot, Panel, Squence, Lokasi, dan Setting Waktu
3 Bagian Visual: Berisi tentang
Gambaran adegan dengan menyisipkan visual atau foto, grafis, dll. Anda juga dapat
mencakup teks yang akan ditampilkan di layar, atau Anda dapat membuat bagian lain untuk teks.
4 Bagian Audio: berisi tentang uraian audio yang akan melengkapi berupa nama dari file musik atau rekaman, dan atau efek suara (SFX) yang akan bermain di layar
masing-masing.
5 Bagian Dialog/Action: berisi detil action
dan pergerakan kamera (framing, angle) serta dialog adegan (jika ada).
6 Bagian Properties: berisi tentang penjelasan artistic, property, wardrobe, dan Timing/ durasi.
6 Bagian Properties: berisi tentang penjelasan artistic, property, wardrobe, dan Timing/ durasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar